10 Mitos Seputar Kesehatan Gigi yang Perlu Diluruskan

10 Mitos Seputar Kesehatan Gigi yang Perlu Diluruskan

poltekkessolo.com – Banyak orang masih percaya dengan berbagai info soal kesehatan gigi yang sebenarnya belum tentu benar. Mulai dari mitos soal sikat gigi, cabut gigi, sampai ke makanan yang katanya bisa bikin gigi rusak. Padahal, nggak semua yang sering kita dengar itu terbukti secara medis. Sayangnya, mitos yang terus dipercaya malah bikin kita salah dalam merawat gigi.

Sebagai penulis di situs ini, aku sering banget dengar kalimat seperti “cabut gigi bikin buta”, “sikat gigi malam bikin gigi keropos”, atau “gigi susu nggak perlu dirawat”. Nah, daripada makin banyak yang terjebak dengan informasi yang keliru, di artikel ini aku mau bahas 10 mitos seputar kesehatan gigi yang harus banget kita luruskan. Yuk, simak baik-baik!

1. Cabut Gigi Bisa Bikin Buta

Mitos ini paling sering muncul terutama kalau yang dicabut adalah gigi atas. Katanya, saraf gigi terhubung ke mata, jadi kalau dicabut bisa bikin penglihatan terganggu atau bahkan buta. Padahal, ini nggak ada hubungannya sama sekali.

Secara anatomi, saraf gigi dan saraf mata memang berada di area yang berdekatan, tapi keduanya berbeda jalur dan fungsi. Proses cabut gigi yang dilakukan oleh dokter gigi profesional dijamin aman dan nggak akan mengganggu penglihatan.

2. Gigi Putih Pasti Sehat

Banyak orang berpikir kalau gigi putih artinya sehat. Tapi kenyataannya, warna gigi bisa berbeda-beda tergantung dari genetik, usia, dan makanan yang dikonsumsi. Gigi yang tampak putih belum tentu bebas dari plak, lubang, atau penyakit gusi.

Yang lebih penting dari warna gigi adalah kebersihannya, kekuatannya, dan kondisi jaringan pendukung seperti gusi dan tulang. Jadi jangan cuma fokus sama putihnya aja, ya. Periksa gigi secara rutin lebih penting.

3. Sikat Gigi Kuat-Kuat Biar Bersih

Kamu mungkin pernah dengar atau bahkan melakukannya: sikat gigi sekuat tenaga biar makin bersih. Padahal, menyikat gigi terlalu keras bisa merusak lapisan enamel dan bikin gusi jadi iritasi bahkan menyusut.

Yang benar adalah menyikat gigi dengan lembut dan gerakan memutar. Gunakan sikat gigi berbulu lembut dan jangan lupa untuk menyikat selama dua menit supaya hasilnya maksimal tanpa merusak struktur gigi.

4. Gigi Susu Nggak Perlu Dirawat

Karena gigi susu akan diganti oleh gigi permanen, banyak orang tua yang cuek soal perawatannya. Padahal, gigi susu punya peran penting untuk membantu anak makan, bicara, dan menjaga ruang untuk gigi tetap.

Kalau gigi susu rusak atau bolong parah, bisa bikin anak kesulitan makan dan bicara, bahkan memengaruhi pertumbuhan gigi tetap nantinya. Jadi tetap rawat gigi susu dengan serius ya, sama pentingnya seperti gigi permanen.

5. Obat Sakit Gigi yang Ditaruh Langsung di Lubang Gigi Bisa Menyembuhkan

Pernah dengar orang tua kasih tips taruh obat sakit gigi langsung ke lubang gigi? Ini kelihatannya praktis, tapi bisa sangat berbahaya. Obat semacam itu sering kali mengandung bahan kimia keras yang bisa merusak jaringan gigi dan gusi kalau digunakan sembarangan.

Daripada makin parah, lebih baik segera periksa ke dokter gigi. Penanganan dari profesional jauh lebih aman dan efektif ketimbang coba-coba sendiri di rumah.

6. Makan Permen Selalu Menyebabkan Gigi Berlubang

Permen memang mengandung gula yang jadi makanan favorit bakteri penyebab gigi berlubang. Tapi bukan berarti makan permen pasti bikin gigi rusak. Yang bikin masalah adalah kalau kita makan manis terus-menerus tanpa menjaga kebersihan mulut.

Kalau kamu suka manis, pastikan untuk rajin sikat gigi, minum air putih setelah makan, dan batasi frekuensinya. Jadi, makan permen boleh aja asal tahu batas dan cara bersihinnya.

7. Mouthwash Bisa Gantikan Sikat Gigi

Banyak yang mikir kumur-kumur pakai mouthwash udah cukup buat bersihin gigi. Padahal, mouthwash cuma membantu menyegarkan nafas dan mengurangi bakteri, tapi nggak bisa menghilangkan plak dan sisa makanan di gigi.

Sikat gigi tetap jadi cara paling efektif buat membersihkan gigi. Mouthwash itu cuma pelengkap, bukan pengganti. Jadi jangan malas sikat gigi hanya karena udah kumur-kumur.

8. Makin Sering Sikat Gigi, Makin Baik

Menyikat gigi itu penting, tapi kalau dilakukan terlalu sering—misalnya lebih dari 3 kali sehari—bisa bikin enamel terkikis dan gusi jadi iritasi. Apalagi kalau cara sikatnya salah dan terlalu keras.

Idealnya, cukup dua kali sehari: pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Itu sudah cukup untuk menjaga mulut tetap bersih asalkan dilakukan dengan teknik yang benar.

9. Kalau Nggak Sakit, Berarti Gigi Sehat

Ini adalah pemikiran yang cukup berbahaya. Banyak masalah gigi dan mulut yang tidak menimbulkan gejala sampai kondisinya sudah cukup parah. Misalnya, lubang kecil yang tidak terasa nyeri tapi bisa berkembang jadi infeksi jika dibiarkan.

Periksa ke dokter gigi minimal setiap 6 bulan sekali tetap penting, meskipun kamu merasa nggak ada keluhan. Karena mencegah selalu lebih baik daripada mengobati, apalagi urusan gigi.

10. Karang Gigi Bisa Hilang dengan Sikat Gigi Saja

Banyak orang berharap karang gigi bisa hilang hanya dengan rajin menyikat. Sayangnya, karang gigi yang sudah mengeras tidak bisa dibersihkan dengan sikat biasa. Hanya dokter gigi yang bisa membersihkannya dengan alat khusus.

Jadi kalau kamu lihat ada kerak putih atau kuning di sekitar garis gusi yang nggak hilang-hilang walau udah sikat, itu tandanya kamu butuh scaling di klinik. Jangan tunggu makin banyak ya.

Kesimpulan

Percaya sama mitos soal kesehatan gigi bisa bikin kita salah langkah dalam merawat mulut. Lewat artikel ini di poltekkessolo.com, aku pengin kamu lebih hati-hati memilah informasi dan nggak langsung percaya pada ucapan yang nggak didukung fakta medis.

Mulut dan gigi yang sehat butuh perawatan yang tepat, bukan cuma berdasarkan kata orang. Yuk, jaga gigi kita dengan cara yang benar, biar senyum makin pede dan masalah mulut bisa dihindari sejak dini.